https://docs.google.com/open?id=0B3S6JCsdrR-UVllzRDlSOTdJQlU
TUA ITU PASTI... DEWASA ITU PILIHAN... & MENJADI DIRI SENDIRI ITU JAUH LEBIH BAIK... DARI PADA MENJADI ORANG LAIN ...
Sabtu, 23 Juni 2012
The Technocratic Hamburger - Tugas Manj Operation
“THE TECHNOCRATIC HAMBURGER”
1. PENDAHULUAN
Produk yang
bagus, bernilai tambah, dan diterima oleh konsumen secara langsung dan tidak
langsung akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Desain
produk dan jasa menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pencapaian goal
setting tersebut.
Perusahaan
global seperti McDonald's sangat memahami dasar keberadaan sebuah organisasi
adalah produk atau jasa yang disajikan kepada konsumen. Produk yang baik lahir
dari sebuah perencanaan dan perancangan yang baik pula. Strategi produk yang
kurang baik, apalagi buruk dapat menghancurkan target perusahaan. Karena itu,
salah satu keputusan yang penting dalam manajemen operasional adalah menentukan
desain produk seperti apa yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan
global seperti McDonald's sangat memahami dasar keberadaan sebuah organisasi
adalah produk atau jasa yang disajikan kepada konsumen.
Topik tentang
keberhasilan McDonald’s dalam menjalankan bisnisnya sangat menarik untuk
dipelajari dan dikaji lebih mendalam, terutama terkait dengan desain produk dan
jasa yang dikemasnya. Perusahaan ini terbukti mampu bertahan dan makin
menggurita sebagai sebuah perusahaan besar berskala global, meski muncul banyak
pesaing di industri yang sejenis.
Sejarah membuktikan
bahwa perusahaan tersebut pertama kali muncul bergerak hanya sebagai perusahaan
keluarga yang melayani konsumen berskala kecil. Namun seiring perjalanan waktu,
McDonald’s mampu melesat menjadi perusahaan besar dan terus menambah cabangnya
di seluruh dunia.
Sukses
McDonald’s tidak terlepas dari strategi yang jitunya dalam melihat peluang dan keinginan
pasar. Dalam proses manajemen organisasi, The Technocratic Hamburger´ yang
dirancang McDonald’s terbukti sukses dalam mentransformasi beragam input hingga
menjadi output yang bernilai tambah yang disinergikan dengan konsep desain
produk dan jasanya.
Desain produk
dan jasa berarti luas, tak hanya merancang beberapa input menjadi output, baik
berupa produk (barang) atau jasa. Tapi lebih dari itu, dengan mempelajari
konsep desain produk dan jasa maka akan diketahui juga bagaimana McDonald’s
menyeleksi atau membuat produk dan jasanya, bagaimana cara perusahaan ini
menentukan strategi-strategi untuk mendukung sukses produknya, bagaimana
perusahaan ini mengelola sumber daya manusianya, bagaimana merancang keunggulan
kompetitifnya, bagaimana pula perusahaan memahami dan menyikapi product life cycles, dan serta bagaimana
perusahaan menganalisis nilaiproduknya hingga bisaterus tetap diterima oleh
masyarakat.
Sebelum
membahas lebih jauh tentang apa dan bagaimana yang dilakukanoleh McDonald’s
terkait dengan konsep product and service desain, maka perlu dipaparkan juga
sejarah perusahaan tersebut. McDonald’s dibuat oleh Richard & Maurice
McDonald's pada 1937 di sebelah timur kota Pasadena, California. Saat itu McDonald's hanya restoran drive in, bahkan
hanya mengikuti pola perusahaan lain yang saat itu sedang tren. Bangunan restoran
pun sederhana, berbentuk persegi delapan, dilengkapi dengan ruangan dapur,
tetapi tanpa tempat duduk di bagian dalam restorannya.
Melihat
penerimaan masyarakat terhadap produk tersebut, Richard dan Maurice pun
berambisi mengembangkan usaha mereka. Saat itu keduanya berpikir ingin fokus
mengembangkan restoran yang bisa melayani pelanggan dengan waktu yang lebih
cepat lagi. Alasan mereka, dengan model “cepat saji´ volume pembelian konsumen
juga akan meningkat yang pada akhirnya bisa meningkatkan pendapatan dan laba
perusahaan. Tidak hanya cepat, tetapi harga yang ditawarkan juga terjangkau
oleh semua kalangan masyarakat. Namun, pada saat itu persaingan bisnis restoran
cepat saji sangat ketat, terutama dengan model drive in.
Rich dan
Maurice pun tak mudah mewujudkan ambisi mereka. Mereka pun mengalami kesulitan
merancang organisasi perusahaan yang baik untuk mengembangkan usaha tersebut. Beruntung
Rich dan Maurice bertemu dengan Ray Kroc, seorang pengusaha yang akhirnya
menjadi jalan sukses mimpi mereka. Ray Kroc akhirnya membantu McDonald's
bersaudara tersebut untuk mengembangkan usaha mereka. Ray Krockemudian
mengembangkan restoran tersebut melalui konsep “fast food´ atau Speedy Service
System´ pada tahun 1948.
McDonald’s
pun terus berusaha menjadi restoran Quick Service terbesar didunia. Kemudian,
Ray Kroc Pada tahun 1954, Ray Kroc menawarkan suatu bentuk kerja sama kepada
Rich dan Maurice yang konsepnya hingga kini dikenal dengan sebutan franchise´
atau waralaba.
Saat ini
restoran McDonald's tersebar di lebih dari 33 ribu lokasi yang melayani 68 juta
konsumen di 119 negara tiap hari. Tentu akan mudah memahami proses desain
produk dan jasa McDonald’s bila ada gambaran yang minimal hampir sama
menyerupai dari perusahaan kompetitor yang bergerak di industri sejenis. Karena
itu, pada tulisan kali ini juga akan di bahas beberapa contoh kinerja yang
dilakukan perusahaan pesaingnya, yaitu Wendy’s. Kehadiran Wendy’s maupun
perusahaan-perusahaan kompetitor lainnya, seperti KFC, CFC, dan Texas Chicken,
tentu menyedot market yang besar pula di level internasional.
Dengan
demikian, ada strategi dari perusahaan lain yang kurang dilirik oleh McDonald’s
atau terlepas dari incarannya. Produk yang ditawarkan oleh McDonald’s sangat
beragam. Untuk jenis burger saja bervariasi, ada Beef Burger, Spicy Chicken
Burger, Double Beef Burger, BigMac Burger, Fillet O Fish, Triple Cheese Burger,
dan Beef Prosperity.
Produk tersebut
di setiap negara disajikan sama, tetapi ada beberapa variasi produk
yangternyata sangat tergantung pada kultur masing-masing negara tempat
restoranberada. Sebagai contoh, di Eropa tidakmemilikiadapaket nasi, tetapi di
beberapa negara Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, ada beragam paket nasi.
Tentu McDonald’s memiliki ada alasan mengapa McDonald’smerekamelakukan langkah-
langkah seperti itu.
2. PERMASALAHAN
Melihat persoalan yangtelahdisebutkan
di atas, maka hal-hal yang menjadipermasalahan dalam studi kasus Product and
Service Desig” The TechnocraticHamburger´ McDonald’s ini adalah :
1. Apa karakteristik produk McDonald’s
yang membuat perusahaan ini sukses?
2. Bagaimana keterkaitan antara desain
produk dan desain jasa di McDonald’s?
3. Pendekatan jalur layanan yang
diadopsi McDonald’s sudah secara umumberlaku di bisnis siap saji. Namun, tampak
ada variasi pada McDonald’sdibanding dengan perusahaan kompetitor. Bagaimana
sebenarnya desain produk, jasa, dan
sistem jasa pengiriman McDonald’s yang membedakannyadengan perusahaan lain,
misalnya dengan Wendy’s? Bagaimana pula strategi marketing dari Wendy’s versus
McDonald’s dilihat dari desain produk, jasa,sistem pengirimannya?
3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan dalam studi
kasus ini adalah :
1. Mengetahui karakteristik produk
McDonald’s yang menjadi kunci kesuksesan McDonald’s.
2. Mengetahui hubungan keterkaitan
antara desain produk dan desain jasa diMcDonald’s.
3. Mengetahui variasi-variasi pada
desain produk, jasa dan system pengiriman McDonald’s dibandingkan dengan
perusahaan lain yang sejenis, misalnyaWendy’s.
4. LANDASAN TEORI
Terkait
dengan topik bahasan ³Desain Produk dan Jasa´ dari McDonald’s Corporation, maka
ada tiga kata menarik yang harus lebih dulu dipahami, yaitu desain, produk, dan
jasa. Produk dalam bahasan ini sama dengan pengertian barang (goods). Namun,
dalam pengertian secara luas seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 2011), produk adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah
gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir proses
produksi itu. Masih menurut KBBI, pengertian harfiah daridesain adalah kerangka
bentuk atau rancangan.
Pengertian
yang sama tentang produk diungkap oleh Heizer dan Reinder (2011) yang
menyatakan bahwa produk atau output, baik berupa barang atau jasa,adalah hasil
dari proses transformasi beberapa input yang bernilai tambah. Inputyang akan
ditransformasikan itu meliputi sumber daya manusia, bahan baku, mesin,informasi,
dan sumber dana. Proses transformasi yang akan menghasilkan barangdan jasa
tersebut terdiri dari desain produk, proses perencanaan, kontrol produksi,dan
pemeliharaan. Ada faktor pendukung yang juga menentukan prosestransformasi,
yaitu inventori, kualitas, dan biaya.
Heizer dan
Reinder (2011) mengungkapkan bahwa keputusan strategis dari manajemen operasi
meliputi desain produk dan jasa, kualitas, desain proses, seleksilokasi, desain
layout, sumber daya manusia dan desain pekerjaan, supply chain management,
inventori, penjadwalan, dan pemeliharaan. Desain produk dan jasa mengarah pada
seberapa besar proses transformasi yang terjadi dari beragam inputyang ada.
Bahkan, keputusan terhadap biaya, kualitas, dan sumber daya manusia sering
ditentukan oleh keputusan pemilihan desain. Desain umumnya ditentukan berdasarkan
pertimbangan biaya yang lebih rendah dan kualitas yang lebih tinggi.
Slack dkk
(2010) menjelaskan, desain adalah proses mempertimbangkan, merancang, dan
mengerjakan sesuatu sebelum sesuatu yang diinginkan diciptakan. Desain masih
pada tataran konsep yang bisa menjadi solusi agar pekerjaan yanglebih besar
bisa dilakukan. Desain juga bisa berupa aktivitas yang bisa dijadikan pendekatan
melalui beberapa tahap yang lebih detail.
Pada Grafik
2, Slack dkk (2010) menggambarkan bahwa proses desainproduk dan jasa terkait
dengan proses-proses lainnya. Terjadi saling ketergantunganantara proses
teknologi dengan desain produk dan jasa. Demikian pula denganorang, pekerjaan,
dan organisasi saling terkait dengan desain produk dan jasa. Layout dan alur
juga interdependen dengan desain produk dan jasa. Faktor-faktor tersebut juga
terkait dengan desain jaringan supply. (lihat grafik 2. Proses Design).
Manajemen
operasi dimulai dari design. Tanpa ada design, perencanaan dan kontrol pada
akhirnya akan terhambat karena keterbatasan produk dan jasa serta proses
operasi perusahaan (Elearn, 2005). Design produk dan jasa adalah proses yang
melibatkan sejumlah tahapan yang berurutan dan bersamaan.
Ada empat tahapan
yang biasanya muncul dalam proses desain tersebut.
ü Tahapan Pertama, pengembangan sebuah konsep:
konsep-konsep ini dihasilkan dari ide-ide dariperorangan maupun sekelompok
orang, bisa dari pelanggan, pemasok, staf-staf perusahaan, periset pemasaran,
atau bahkan datang dari kompetitor.
ü Tahapan Kedua adalah pembuatan desain awal
dengan menentukan komponen dan proses yang akan digunakan dalam konsep
tersebut. Sebagai contoh, bila ingin merancang mobil baru, tentu harus
menentukan bahan-bahan atau komponen-komponen untuk mobil tersebut, elemen
desain visualnya, dan penentuan proses pembuatannya. Begitu pula bila McDonald’s
hendak membuat produk baru, misalnya jenis burger baru, tentu harus menentukan
ukurannya, jenis bahannya, bagaimana cara membuat produk itu.
ü Tahapan Ketiga adalah pembuatan prototype atau
contoh produk yang mungkin bisa dibantu menggunakan teknologi komputer.
ü Tahapan Keempat, persetujuan terhadap sebuah
spesifikasi produk setelah menjalani tes dan evaluasi dari produk yang sudah
diciptakan.
McDonald’s
merancang sebuah produk yang dipasarkan kepada konsumendengan memberikan sebuah
value atas produk yang dijual. Dalam hal ini, apa yangditawarkan McDonalds
kepada customernya bukan hanya sebuah produkhamburger, namun merupakan gabungan
antara produk dan layanan. Secara sederhana dan yang terlihat fisiknya,
McDonalds merupakan sebuah restoran cepatsaji yang menjual hamburger sebagai
produk utamanya, namun terdapat beberapakarakteristik produk perusahaan ini
yang menjadi keunggulan bersaing dari kompetitornya dan hal tersebut menjadi
faktor penentu kesuksesan sebuah produk dalam pasar.
Beberapa hal
yang menurut analisa kami merupakan faktor keberhasilan produk McDonald di
pasar, antara lain:
1. Efisiensi produksi :
Bagaimana produk tersebut
dibuat/diproduksi tidakterlepas dari process design dalam pembuatan hamburger
itu sendiri. Dalammencapai efisiensi produksi, sejak awal berdirinya perusahaan
ini telahdibuat suatu rancangan produksi dimana dalam pembuatan hamburger
dianalogikan dengan produksi sebuah mobil. Serangkaian proses dalampembuatan
hamburger dibagi ke dalam beberapa bagian untuk kemudiankomponen tersebut
dirakit dan diciptakan suatu standard produksi yangdijadikan pedoman yang baku.
Tingkat operasi yang seperti ini akanmenciptakan sebuah efisiensi produksi yang
akan berujung pada cost leadership.
2. Produk yang mengikuti selera pasar :
Agar produk yang dikembangkan
dapatmenghasilkan laba, sebuah produk yang ditawarkan harus dapat memberikan
value yang diinginkan oleh customernya. Dalam mencapai hal tersebut sebuah
produk yang dijual harus dapat menyesuaikan dengan selera pasar dimana produk
tersebut dipasarkan. Produk utama McDonald’s adalah hamburger, beberapa varian
atas hamburger akan memberikan kesempatan customer untuk memilih produk yang
disukai, seperti : Beef Burger, Spicy Chicken Burger, Double Beef Burger, Big Mac
Burger, Fillet O Fish, Triple Cheese Burger, dan Beef Pros perity. Namun tidak
hanya terbatas pada produk hamburger saja, untuk memasuki pasar Asia seperti
Indonesiamisalnya, McDonald’s membuat menu paket ayam goreng dan nasi.
3. Produk yang berkualitas :
Dalam membuat desain proses, standar
operasitidak hanya ditekankan pada efisiensi produksi namun juga memiliki
implikasi pada kualitas produk yang dihasilkan. Seperti dalam pembuatan
hamburger, spesifikasi dan ingredient yang tepat pada kepingan daging sapi
giling sudah ditentukan, misalnya kandungan lemak, berat, diameter dan
ketebalan akan memberikan standar kualitas produk ketika disajikan kepada
customer. Tidakhanya itu, mekanisme penyimpanan, pembekuan, memasak, dan
menyajikan juga akan berpengaruh kepada kualitas produk yang dihasilkan.
4. Kecepatan penyajian kepada customer :
Fokus pengembangan produk yangdibangun
oleh McDonalds adalah pada kecepatan pelayanan yangdiharapkan akan meningkatkan
volume pembelian konsumen. Konsep utamayang diterapkan adalah kecepatan, harga
terjangkau, dan volume. Padawaktu pengembangannya, bisnis drive in sedang
mengalami persaingan yang ketat, strategi yang diambil oleh manajemen adalah
tidak membiarkan McDonald’s terjun kedalam persaingan tersebut melainkan
membuat diferensiasi dengan melakukan pengembangan restoran dengan konsep
fastfood sesuai visinya yaitu
“to be the world’s best quick service restaurant experience”
Dalam sebuah
industri, kegiatan merancang (design) dan membuat (produce) suatu produk
merupakan kegiatan yang terpisah. Proses pembuatan produk tidak akan berjalan
dengan baik apabila kegiatan perancangan produk belum terselesaikan. Dari hasil
perancangan tersebut akan diketahui diskripsi dari benda yang akan dibuat dan
hal ini yangakan memudahkan dalam proses pembuatannya. Hal yYang ingin dicapai
dari kegiatan perancangan produk adalah menghasilkan produk sesuaiyang
dibutuhkan oleh customer, salah satu caranya yaitu merancang dengan orientasi
pada keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Perancangan
produk, termasuk didalamnya adalah aspek teknis dari produk tersebut, mulai
dari menyiapkan komponen dalam pembuatan, perakitan, pelayanan,sampai pada
kekurangannya. Desain suatu produk merupakan prasyarat produksi yang dikaitkan
dengan perkiraan volume produksi. Hasil keputusan desain
produkdiimplementasikan ke dalam operasi spesifikasi produk, kemudian
spesifikasi inimerumuskan karakteristik produk dan memungkinkan pelaksanaan
produksi.
Dalam
kaitannya dengan McDonald’s, produk yang ditawarkan kepada customer adalah
restoran cepat saji khususnya hamburger dimana produknya dirancang
untukmenghasilkan volume produksi dan penjualan yang besar. Untuk
merealisasikan hal tersebut, McDonald’s merancang jalur perakitan dalam
pembuatan hamburger yang mana untuk setiap komponen bahan telah memiliki
dibuatkan standar dan spesifikasi khusus sehingga dalam pembuatannya
mengakomodasi sistem produksi massal yang pada akhirnya bertujuan untuk
mencapai efisiensi produksi.
Sejalan
dengan hal tersebut berkaitan dengan desain produk, Dalam merancang pelayanan
(service), manajemen harus dapat membaca secara seksama harapan-harapan para customernya.
Sebagai contoh, manajemen suatu restoran mungkin akan mengkonsentrasikan usaha-usaha
untuk menghidangkan makanan yangterbaik, namun. Selain itu customer juga
menginginkan pelayanan yang cepat dimana mereka tidak perlu menunggu terlalu
lama untuk mendapatkan makananyang dipesan. Dalam merancang sebuah pelayanan
(service), akan melibatkan interaksi dengan customer begitu juga dalam
menyampaikan jasa tersebut.
McDonald’s
merancang pelayanan kepada pelanggannya dengan membuat suatusistem operasi sehingga
dapat melayani customernya hanya dalam kurang dari 60detik. Hal ini didasarkan
pada fokus pengembangan bisnis McDonalds dimanakecepatan pelayanan yang
diharapkan akan meningkatkan volume pembeliancustomer. Kecepatan pelayanan
tersebut tidak hanya ditujukan pada customer yangberkeinginanmakan ditempat
(dine in) namun juga dikembangkan layanan “drive thru” dimana yang memungkin kancustomer
tidak perlu turun dari mobil untuk membeli makanan. Dengan berhasilnya sistem
operasi pelayanan yang telah dirancang sebelumnya, McDonalds akan semakin
dikenal oleh masyarakat luas dan tujuan selanjutnya adalah menjaga customer
yang ada sehingga tidak beralih ke produk kompetitor.
Salah satu
caranya adalah dengan mengembangkan sebuah Customer Relationship Management yaitu
delivery service 14045 yang akan memberikan kemudahan kepada para customernya
untuk menjangkau McDonald’s. Tentu saja program sosialisasi atau pengenalan dial number ini memegang peranan penting.
Berdasarkan
uraian tersebut diatas, dapat terlihat bahwa desain suatu produk dan desain
layanan atas produk, tersebut merupakan suatu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan
satu dengan lainnya. Karena kedua hal tersebut merupakan strategi bisnis
perusahaan yang merupakan tools untuk mencapai tujuan perusahaan. Keterkaitannya
adalah dalam merancang sebuah produk harus dibarengi juga dengan desain
pelayanannya karena keberhasilan produk di dalam pasar akan sangat dipengaruhi
oleh bagaimana perusahaan tersebut men-deliver value kepada customernya.
Sebaliknya konsep pelayanan yang telah dirancang dengan baik, tidak akan
berhasil juga apabila produk yang akan dibuat tidak dirancang dengan matang.
Strategi
marketing yang digunakan oleh setiap perusahaan dapat berbeda walaupun untuk
bisnis yang sama yaitu fast food restaurant. McDonalds membedakan dirinya dengan
kompetitor dengan melakukan brand positioning,dimana yang akan membantu produk
atau jasa yang ditawarkan dapat dikenal oleh customer. Strategi positioning ini
akan berpengaruh kepada sejumlah variabel yang dikaitkan denganmotivasi
customer untuk membeli produk atau jasa tersebut, seperti juga yang dilakukan
oleh perusahaan kompetitor.
McDonalds
menjual hamburger dan ayam/kentang goreng yang mungkin rasanya sama dengan
restoran fastfood lainnya, namun lebih dari itu pelayanan yang diberikan
McDonald’s dimanapun gerainya dan kapanpun pelayanannya akan sama dengan
environment yang bersih dan friendly. Desain produk yang telah dibuat melalui
rancangan sistem operasi membuat McDonald’s memiliki keungggulan bersaing yaitu
quick service kepada customernya.
Dengan Tagline
I’m lovin it´, McDonald’s menjangkau semua kalangan masyarakat, baik dari sisi
usia maupun dari sisi golongan sosial. Hal tersebut terlihat pada setiap gerai
McDonald’s terdapat arena bermain anak anak, dan dari menu Kids Meal yang
berhadiah mainan anak-anak sehingga McDonald’s dapat menjadi restaurant
fastfood pilihan keluarga. Selain itu, harga jual produk yang bervariasi (paket
hemat nasi atau paket lima ribuan) membuat McDonald’s menjangkau hingga ke kalangan
bawah.
6. ANALISA PERMASALAHAN
Sesuai dengan
analisa kami terhadap studi kasus “The Technocratic Hamburger” pada perusahaan
MCDonald’s, maka berikut adalah jawaban terhadap pertanyaan yang timbul :
- Apa karakteristik produk McDonald’s yang membuat perusahaan ini sukses?
Jawaban : Kunci kesuksesan McDonald’s
terletak pada eksekusi pada setiap fungsi utama yang dikontrol secara hati-hati
± delivery yang cepat darimakanan siap
saji yang berkualitas tinggi, di dalam lingkungan atau tempat yang meperhatikan
kebersihan, keteraturan, dan keramahan. Selain itu, peralatan yang dapat
mempermudah pekerjaan pegawai, yang dikombinasikan dengan penggunaan yang
terencana dan pemanfaatan teknologi yang sesuai, memungkinkan McDonald’s
menarik dan mempertahankan income dan memungkinkan pendahulu maupun penirunya untuk
menduplikasi sitem tersebut.
- Bagaimana keterkaitan antara desain produk dan desain jasa di McDonald’s?
Desain produk pada perusahaan
McDonald’s menyupport kualitas yang diberikan pada pelayanannya terhadap
konsumen, dan memberikan keuntungan yang signifikan kepada perusahaan.
Contohnya dalam hal ini adalah
pendesainan Scoop bermulut besar dengan jalur yang mengecil dibagian ujungnya,
untuk menyesuaikan dengan tempat kentang, sehingga sisi kentang terlihat banyak
namun tidak berlebihan. Sebelumnya, kelebihan kentang yang sedikit dalam tiap
bungkusnya dapat meningkatkan biaya yang signifikan.
- Pendekatan jalur layanan yang diadopsi McDonald’s sudah secara umum berlaku di bisnis siap saji. Namun, tampak ada variasi pada McDonald’s dibanding dengan perusahaan kompetitor. Bagaimana sebenarnya desain produk, jasa, dan sistem jasa pengiriman McDonald’s yang membedakannya dengan perusahaan lain, misalnya dengan Wendy’s? Bagaimana pula strategi marketing dari Wendy’s versus McDonald’s dilihat dari desain produk, jasa, sistem pengirimannya?
McDonald’s
|
Wendy’s
|
|
Design
Produk
|
“frozen beef”
|
“Old Fashioned
Hamburger”
|
Design Service
|
||
Design Delivery
|
Wendy’s
menjual produk dengan konsep “Old Fashioned Hamburger” yang hingga saat ini
konsisten memasarkan hamburger walaupun untuk pasar Asia seperti Indonesia
tetap disajikan menu lokal yaitu paket nasi dan ayam goreng. Dengan tagline-nya
“quality is our recipe” yang tertulis pada logo restoran berupa gambar anak perempuan
berambut merah, Wendy’s memiliki standar kualitas yang baik untuk restorannya.
Berbeda
dengan yang dilakukan perusahaan fast food lainnya seperti McDonald’s yang
menggunakan frozen beef dan produksi masal untuk hamburgernya, Wendy’s mengembangkan
metode inovatif untuk menyiapkan makanan fresh, made to order hamburger, namun
tetap melayani customernya dengan cepat. Dengan tagline demikian, ‘Quality is
our recipe´ Wendy’s memilih bahan bahan premium dan menyajikan makanan untuk
setiap order.
Sebuah
artikel menarik dari internet bahwadi Amerika Serikat pada tahun 2010 lalu
Wendy’s mengumumkan penggunaan garam laut pada kentang gorengnya, Wendy’s
berharap pelanggan akan mengasosiasikan kentang gorengnya sebagai makanan
dengan bahan baku alami. Selain itu, Wendy’s menyajikan kentang goreng yang
masih ada kulitnya sehingga customer dapat melihat bahwa produknya alami.
7. KESIMPULAN
- McDonald’s merancang sebuah produk yang dipasarkan kepada konsumen dengan memberikan value kepada setiap produk yang mereka tawarkan. Beberapa hal yang merupakan kunci keberhasilan produk McDonald’s dipasar antara lain :
a.
Efisiensi
Produk
b.
Produk
yang mengikuti selera pasar
c.
Produk
yang berkualitas
d.
Kecepatan
penyajian kepada customer.
- Design suatu produk dan desaign layanan atas produk tersebut merupakan suatu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
8. DAFTAR PUSTAKA
Jay Heizer
and Barry Render 2011. “Operation Management” Fourth Edition, Pearson
Education, Inc. Prentice Hall. New Jersey, AS.
Slack, N.,
Stuart Chambers, and Robert Johnston, 2010. Operation Management Sixth Edition,
Pearson Education Limited UK.
http://www.google.co.id/
http://www.yahoo.co.id/
http://www.mcdonalds.co.id/
http://www.wendys.com/
http://www.scribd.com/doc/81464870/Burger
ARTIKEL INI SAYA KUTIP DARI SUMBER : http://www.scribd.com/doc/81464870/Burger
Kamis, 01 Maret 2012
PROPOSAL PENELITIAN UNTUK TESIS S2 MSDM
A. JUDUL
Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Kerja, Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Dan Kepuasan Kerja Pegawai Di Lingkungan Kantor Camat Kabupaten Bantul.
(Suatu Study Di Empat Kantor Camat Kab. Bantul)
B. MOTIVASI DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL PENELITIAN
Adapun Penelitian ini termotivasi oleh beberapa alasan-alasan sebagai berikut;
Pertama, penelitian ini menarik untuk diteliti, karena penelitian ini diadakan di Lingkungan Dinas Kantor Camat Kabupaten Bantul, alasannya bahwa peneliti menduga adanya perbedaan kultural, seperti perilaku dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian penelitian ini diharapakan dapat mencerminkan hasil antar daerah.
Kedua, alasan lain adalah dengan melihat adanya salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah masalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Masalah budaya organisasi, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan, kepusan kerja serta kinerja pegawai juga merupakan masalah yang esensial bagi suatu organisasi maupun perusahaan. Jumlah sumber daya manusia yang besar apabila digunakan secara efektif dan efisien, hal ini akan bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya pembangunan nasional yang berkelanjutan. Hal ini ditandai dengan adanya sumber daya manusia yang kapabel.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menguji, menganalisis dan membuktikan pengaruh budaya organisasi terhadap Kinerja pegawai Dinas Kecamatan Kabupaten Bantul.
2. Menguji, menganalisis dan membuktikan pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Kecamatan Kabupaten Bantul.
3. Menguji, menganalisis dan membuktikan pengaruh motivasi terhadap Kinerja pegawai Dinas Kecamatan Kabupaten Bantul.
4. Menguji, menganalisis dan membuktikan pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Kecamatan Kabupaten Bantul.
5. Menganalisis dan membuktikan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap Kinerja pegawai Dinas Kecamatan Kabupaten Bantul.
6. Menguji, menganalisis dan membuktikan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Kecamatan Kabupaten Bantul.
D. MANFAAT DARI PENELITIAN INI ANTARA LAIN :
Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis lakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang ilmu sumber daya manusia.
2. Memberikan tambahan kontribusi informasi kepada peneliti dibidang sumber daya manusia khususnya mengenai peningkatan kinerja pegawai.
3. Memberikan tambahan kontribusi informasi kepada Dinas Kantor Camat Kabupaten Bantul tentang kajian Budaya Organisasi, Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Pegawai dan Kepuasan Kerja Pegawai.
E. IDENTIFIKASI & PENDEKATAN MASALAH
1. Pembuktian secara empiris tentang pengaruh budaya organisasi, motivasi, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Dinas Kecamatan Kabupaten Bantul.
2. Pembuktian secara empiris tentang pengaruh budaya organisasi, motivasi, dan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Kecamatan Kabupaten Bantul.
F. DASAR TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. PENELITIAN TENTANG BUDAYA ORGANISASI
Organisasi publik maupun perusahaan menghadapi tantangan untuk mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki keahlian khusus sehingga mampu menghasilkan kinerja yang baik. Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak. Glaser. et al. (1987) dalam Dewita Heriyanti, 2005.
Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Pada organisasi berskala besar, sumber daya manusia dipandang sebagai unsur yang sangat menentukan dalam proses pengembangan usaha, peran sumber daya manusia menjadi semakin penting (Tadjudin, 1995).
H1 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
pegawai.
H2 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja Pegawai.
2. PENELITIAN TENTANG MOTIVASI KERJA
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Secara konkrit motivasi dapat diberi batasan sebagai “ Proses pemberian motif (penggerak) bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien“ (Sarwoto, 1979 : 135 dalam Anwar Prabu, 2005).
“Motivasi adalah pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Dengan pemberian motivasi dimaksudkan pemberian daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya “ (Manullang, 1982 : 150 dalam Anwar Prabu, 2005).
Penggerakkan (Motivating) dapat didefinisikan : Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis “ (Siagian, 1983 : 152 dalam Anwar Prabu, 2005).
H3 : Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
pegawai.
H4 : Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja Pegawai.
3. PENELITIAN TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN
Dalam organisasi publik, bawahan bekerja selalu tergantung pada pimpinan. Bila pimpinan tidak memiliki kemampuan memimpin, maka tugas-tugas yang sangat kompleks tidak dapat dikerjakan dengan baik. Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut dapat mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buahnya. (Alimuddin, 2002). Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat memberi pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya ke arah tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan salah satu isu dalam manajemen yang masih cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini. Media massa, baik elektronik maupun cetak, seringkali menampilkan opini dan pembicaraan yang membahas seputar kepemimpinan (Locke, E.A, 1997).
Peran kepemimpinan yang sangat strategis dan penting bagi pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi, merupakan salah satu motif yang mendorong manusia untuk selalu menyelidiki seluk-beluk yang terkait dengan kepemimpinan. Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan organisasi (Bass, 1990, dalam Menon, 2002)
Demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Begitu pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian. Pemimpin memegang peran kunci dalam memformulasikan dan mengimplementasikan strategi organisasi. (Su’ud, 2000).
Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pimpinan berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawan dilingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan (M. Thoha, 2001).
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akanmenggunakan gaya kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya (Sukarno Marzuki, 2002).
H5 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
pegawai.
H6 : Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja
Pegawai.
4. PENELITIAN TENTANG KINERJA
Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang hendak dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja. Kinerja dipergunakan manajemen untuk melakukan penilaian secara periodik mengenai efektivitas operasional suatu oganisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kinerja, organisasi dan manajemen dapat mengetahui sejauhmana keberhasilan dan kegagalan karyawannya dalam menjalankan amanah yang diterima.
5. PENELITIAN TENTANG KEPUASAN KERJA
Pada dasarnya bahwa seseorang dalam bekerja akan merasa nyaman dan tinggi kesetiannya pada perusahaan apabila dalam bekerjanya memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada PT. PLN (Persero) kepuasan kerja sangat didambakan oleh semua pihak, karena PT. PLN (Persero) kegiatannya dimulai dari pengadaan barang sampai pada pelayanan pelanggan penuh dengan tantangan baik secara psikologi maupun jasmani. Apabila karyawan PT. PLN (Persero) tidak mendapatkan kepuasan kerja maka ada kemungkinan akan terjadi penurunan kinerja karyawan.
Menurut Dole and Schroeder, 2001., dalam Dewita Heriyanti, (2007) ; Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya, sedangkan menurut Testa, 1999., dalam Dewita Heriyanti, (2007); kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan emosi yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau pengalaman-pengalaman pekerjaan.
G. MODEL PENELITIAN


|
![]() |

Gambar Model Penelitian
Dari gambar 2.1 diatas dapat dapat dijelaskan bahwa Budaya Organisasi (X1), Motivasi Kerja (X2), serta Gaya Kepemimpinan (X3) merupakan variabel independen yang akan mempengaruhi Kinerja Pegawai (Y) dan Kepuasan Pegawai (Y) sebagai variabel dependen dalam penelitian ini.
H. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Sumber Data
Data yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data penelitian yang diperoleh dari sumber asli atau tanpa menggunakan media perantara. Data primer dalam penelitian ini berupa kuesioner.
2. Subyek / Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini meliputi 4 Dinas Kantor Camat di Kabupaten Bantul yaitu sebagai berikut:
a. Kantor Dinas Kecamatan Kretek
b. Kantor Dinas Kecamatan Pundong
c. Kantor Dinas Kecamatan Bambanglipuro
d. Kantor Dinas Kecamatan Bantul
3. Teknik Penentuan Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu sebagai berikut: Pertama menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria-kriteria yang dikehendaki oleh peneliti.
Kriteria penentuan sampel oleh peneliti sebagai berikut:
1. Pegawai yang bekerja pada Kantor Kecamatan Kabupaten Bantul.
2. Level pegawai senior dan yunior yang bekerja pada Kantor Kecamatan Kabupaten Bantul.
Kedua menggunakan convenience sampling. Metode convenience sampling merupakan pemilihan sampel berdasarkan pada kemudahan. Metode ini memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti Indriantoro, (1999).
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode survey yaitu dengan mengisi kuesioner yang disampaikan secara langsung kepada responden penelitian. Kuesioner merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Kuesioner tersebut berisi tentang daftar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden. Daftar pertanyaan dibuat dengan menggunakan skala likert 1 s/d 5 untuk memperoleh data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai sebagai berikut :
1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
2 : Tidak Setuju (TS)
3 : Netral (N)
4 : Setuju (S)
5 : Sangat Setuju (SS)
5. Alat Ukur Variabel Penelitian
Alat ukur variabel Budaya Organisasi, Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Pegawai dan Kepuasan Kerja Pegawai masing-masing variabel diukur dengan menggunakan 10 item pertanyaan dengan menggunakan skala likert lima poin.
6. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji Validitas Adalah suatu konsep pengukuran yang digunakan untuk mengetahui sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Intrumuen dikatakan valid hanya jika instrumen itu menghasilkan ukur sesuai dengan tujuan pengukurannya.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah suatu pengujian yang dipergunakan untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dipergunakan dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek tidak berubah.
Konsep reliabilitas dapat dilihat dari uji reliabilitas hasil ukur adalah hubungan dengan sampling error yaitu sejauhmana terjadi inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan secra berulang pada kelompok individu yang berbeda. Metode yang digunakan adalah One Shot/ pengukuran sekali saja. Uji reliabilitas hasil ukur dapat dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha.
7. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang digunakan adalah berdistribusi normal yang digunakan untuk menunjukkan distribusi yang normal pada model yang digunakan dengan nilai probabilitasnya, sehingga bisa dilakukan regresi dengan Model Linear Berganda dimana uji normalitas Adalah dimaksudkan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Dalam ekonometrika maupun statistika sering dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorof Smirnov. Pada pengujian ini, normalitas data diukur dengan menggunakan hasil nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas > a (5%) maka data dinyatakan normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah nilai varian dari faktor penganggu tidak sama untuk semua observasi atau variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan regresi sederhana, yaitu uji glejser. Pada pengujian ini, heteroskedastisitas data diukur dengan menggunakan hasil nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas > a (5%) maka data dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas (Multicolinearity)
Uji Multikolinieritas (Multicolinearity) adalah Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Value Inflation Factor (VIF). Uji ini untuk melihat bahwa untuk variabel (X1, X2, dan X3) terjadi atau bahkan tidak terjadi multikolineritas dengan ditunjukkan oleh nilai VIF. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance atau VIF sebagai berikut:
1. Jika angka Variance Inflation Factor (VIF) dibawah –10 berarti terjadi multikolinearitas.
2. Jika angka Variance Inflation Factor (VIF) diantara –10 sampai +10 berarti tidak terjadi multikolinearitas.
3. Jika angka Variance Inflation Factor (VIF) di atas +10 berarti terjadi multikolinearitas.
8. Teknik Analisis Data
Alat pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Untuk itu diformulasikan model regresi berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Di mana: Y : Kinerja Pegawai dan Kepuasan Kerja Pegawai
a : Nilai intersep (konstan)
b1. b3 : Koefisien arah regresi
X1 : Budaya Organisasi
X2 : Motivasi Kerja
X3 : Gaya Kepemimpinan
e : error
Untuk menganalisis variabel pengaruh Budaya Organisasi (X1), Motivasi Kerja (X2), dan Gaya Kepemimpinan (X3) terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Pegawai (Y) digunakan metoda statistik dengan tingkat taraf signifikansi α = 0,05 artinya derajad kesalahan sebesar 5 %.
Untuk pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui melalui Pengaruh Budaya Organisasi (X1), Motivasi Kerja (X2), dan Gaya Kepemimpinan (X3) terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Pegawai (Y). Variabel tergantung pada regresi ini adalah Kinerja dan Kepuasan Kerja Pegawai (Y) sedangkan variabel bebasnya adalah Variabel Budaya Organisasi (X1), Motivasi Kerja (X2), dan Gaya Kepemimpinan (X3).
9. Uji Hipotesis
1. Uji signifikansi nilai t
Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, apakah masing-masing variabel independent berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis ini menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95% atau dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Pengujian terhadap masing-masing hipotesis menggunakan ketentuan sebagai berikut:
ü Jika P value (sig) < α (0,05) maka Ha berhasil diterima.
ü Jika P value (sig) > α (0,05) maka Ha tidak berhasil diterima.
2. Uji signifikansi nilai F
Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara serempak terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis ini menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95% atau dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Pengujian terhadap masing-masing hipotesis menggunakan ketentuan sebagai berikut:
ü Jika P value (sig) < α (0,05) maka Ha berhasil diterima.
ü Jika P value (sig) > α (0,05) maka Ha tidak berhasil diterima.
I. URUTAN KERJA PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian, peneliti melakukan penggabungan antara teori-teori dengan data-data dilapangan, sehingga dari keduanya didapatkan pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian adalah :
1. Pengajuan Proposal Penelitian dan melakukan studi pustaka.
2. Melakukan pengamatan terhadap kasus penelitian yang akan diteliti
3. Pengambilan data penelitian.
4. Pengelompokan data dan melakukan pengujian-pengujian data penelitian.
5. Pengolahan data penelitian.
6. Analisa hasil penelitian.
7. Membuat kesimpulan tentang temuan-temuan penelitian.
J. RENCANA JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No | Jenis Kegiatan | Waktu (Minggu) | |||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | ||
1 | Pengajuan Proposal | | | | | | | | | | |
2 | Studi Pustaka | | | | | | | | | | |
3 | Pengamatan | | | | | | | | | | |
4 | Pengambilan Data | | | | | | | | | | |
5 | Pengolahan Data | | | | | | | | | | |
6 | Analisa Data | | | | | | | | | | |
7 | Pembuatan Data | | | | | | | | | | |
RENCANA DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir, 2005, ”Pengaruh Keadilan Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Gaji, Komitmen Organisasi dan Kinerja”, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Surabaya.
Anwar Prabu, 2005, “Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Muara Enim. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No 6 Desember 2005.
Dewita Heriyanti, 2007, “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Interverning
H. Teman Koesmono, 2005, “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September 2005: 171-188.
Irham Helmi, 2011, “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Bank Agroniaga Tbk Cabang Medan”.
Ietje Nazaruddin, 2006, Modul Praktikum Praktik Statistika; UPFE Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Nur Indriantoro, Supomo, B., (1999), Metodologi Penelitian Bisnis,. Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta
Langganan:
Postingan (Atom)