Powered By Blogger

Jumat, 10 Agustus 2012

Kisah Seekor Anak Singa



Alkisah, disebuah hutan belantara ada seekor induk singa yang mati setelah melahirkan anaknya. Bayi singa yang lemah itu hidup tanpa perlindungan induknya. Beberapa waktu kemudian serombongan kambing datang melintasi tempat itu. Bayi singa itu mengerak-gerakkan tubuhnya yang lemah. Seekor induk kambing tergerak hatinya. Ia merasa iba melihat anak singa yang lemah dan hidup sebatang kara. Dan terbitlah nalurinya untuk merawat dan melindungi bayi singa itu.

Sang induk kambing lalu menghampiri bayi singa itu dan membelai dengan penuh kasih sayang seperti itu, si bayi singa tidak mau berpisah dengan sang induk kambing. Ia terus mengikuti kemana saja induk kambing pergi. Jadilah ia bagian dari keluarga besar rombongan kambing itu.

Hari berganti hari, dan anak singa tumbuh dan besar dalam asuhan induk kambing dan hidup dalam komunitas kambing. Ia menyusu, makan, minum, bermain bersama anak-anak kambing lainnya. Tingkah lakunya juga persis layaknya kambing. Bahkan anak singa yang mulai beranjak besar itu pun mengeluarkan suara layaknya kambing. Ia mengembik bukan mengaum!

Ia merasa dirinya adalah kambing, tidak berbeda dengan kambing-kambing yang lainnya. Ia sama sekali tidak pernah merasa bahwa dirinya adalah seekor singa.

Suatu hari, terjadi kegaduhan luar biasa. Seekor serigala buas masuk memburu kambing untuk dimangsa. Kambing-kambing berlarian panic. Semua ketakutan. Induk kambing yang juga ketakutan meminta anak singa itu untuk menghadapi serigala.

“kamu singa, cepat hadapi serigala itu! Cukup keluarkan aumanmu yang keras dan serigala itu pasti lari ketakutan!” Kata induk kambing pada anak singa yang sudah tampak besar dan kekar.

Tapi anak singa yang sejak kecil hidup ditengah-tengah komunitas kambing itu justru ikut ketakutan dan malah berlindung dibalik tubuh induk kambing. Ia berteriak sekeras-kerasnya dan yang keluar dari mulutnya adalah suara “embeeeeek”. Sama seperti kambing yang lain bukan auman singa. Anak singa itu tidak bisa berbuat apa-apa ketika salah satu anak kambing yang tak lain adalah saudara sesusuannya diterkam dan dibawa lari serigala.

Induk kambing sedih karena salah satu anaknya tewas dimakan serigala. Ia menatap anak singa dengan perasaan nanar dan marah,

“Seharusnya kamu bias membela kami! Seharusnya kamu bias menyelamatkan saudaramu! Seharusnya kau bisa mengusir serigala yang jahat itu!”

Anak singa itu hanya bisa menunduk. Ia tidak paham dengan maksud perkataan induk kambing. Ia sendiri merasa takut pada serigala sebagaimana kambing-kambing yang lain. Anak singa itu merasa sangat sedih karena ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Hari berikutnya serigala ganas itu datang lagi. Kembali memburu kambing-kambing untuk disantap. Kali ini induk kambing tertangkap dan telah dicengkeram oleh serigala. Semua kambing tidak ada yang berani menolong. Anak singa itu tidak kuasa melihat induk kambing yang telah ia anggap sebagai ibunya dicengkeram serigala. Dengan nekat ia lari dan menyeruduk serigala itu. Serigala kaget bukan kepalang melihat ada seekor singa di hadapannya. Ia melepas cengkeramannya.

Serigala itu gemetar ketakutan! Nyalinya habis! Ia pasrah, ia merasa hari itu adalah akhir hidupnya!

Dengan kemarahan yang luar biasa anak singa itu berteriak keras,

“Emmbiiik!”

Lalu ia mundur ke belakang. Mengambil ancang-ancang untuk menyeruduk lagi.

Melihat tingkah anak singa itu, serigala yang ganas dan licik itu langsung tahu bahwa yang ada dihadapannya adalah singa yang bermental kambing. Tak ada bedanya dengan kambing.

Seketika itu juga ketakutannya hilang. Ia menggeram marah dan siap memangsa kambing bertubuh singa itu! Atau singa bermental kambing itu!

Saat anak singa itu menerjang dengan menyerudukkan kepalanya layaknya kambing, sang serigala telah siap dengan kuda-kudanya yang kuat. Dengan sedikit berkelit, serigala itu merobek wajah anak singa itu dengan cakarnya.

Anak singa itu terjerembab dan mengaduh, seperti kambing mengaduh. Sementara induk kambing menyaksikan peristiwa itu dengan rasa cemas yang luar biasa. Induk kambing itu heran, kenapa singa yang kekar itu kalah dengan serigala. Bukankah singa raja hutan?

Tanpa memberi ampun sedikitpun serigala itu menyerang anak singa itu. Di saat yang kritis itu, induk kambing yang tidak tega, dengan sekuat tenaga menerjang sang serigala. Sang serigala terpelanting. Anak singa bangun.

Dan pada saat itu, seekor singa dewasa muncul dengan auman yang dahsyat!

Semua kambing ketakutan dan merapat! Anak singa itu juga ikut takut dan ikut merapat. Sementara sang serigala langsung lari terbirit-birit. Saat singa dewasa hendak menerkam kawanan kambing itu, ia terkejut di tengah-tengah kawanan kambing itu ada seekor anak singa.

Beberapa ekor kambing lari, yang lain langsung lari. Anak singa itu langsung ikut lari. Singa itu masih tertegun. Ia heran kenapa anak singa itu ikut lari mengikuti kambing? Ia mengejar anak singa itu dan berkata,

“Hai kamu jangan lari! Kamu anak singa, bukan kambing! Aku tak akan memangsa anak singa!”

Namun anak singa itu terus lari dan lari. Singa dewasa itu terus mengejar. Ia tidak jadi mengejar kawanan kambing, tapi malah mengejar anak singa. Akhirnya anak singa itu tertangkap. Anak singa itu ketakutan,

“Jangan bunuh aku, ammpuun!”

“Kau anak singa, bukan anak kambing. Aku tidak membunuh anak singa!”

Dengan meronta-ronta anak singa itu berkata, “tidak aku anak kambing! Tolong lepaskan aku!”

Anak singa itu meronta dan berteriak keras. Suaranya bukan auman tapi suara embikan, persis seperti suara kambing.

Sang singa dewasa heran bukan main. Bagaimana mungkin ada anak singa bersuara kambing dan bermental kambing. Dengan geram ia menyeret anak singa itu ke danau. Ia harus menunjukkan siapa sebenarnya anak singa itu. Begitu sampai danau yang jernih airnya, ia meminta anak singa itu melihat bayangan dirinya sendiri. Lalu membandingkan dengan singa dewasa.

Begitu melihat bayangan dirinya, anak singa itu terkejut, “oh, rupa dan bentukku sama dengan kamu. Sama dengan singa, si raja hutan!”

“Ya, karena kamu sebenarnya anak singa. Bukan anak kambing!” Tegas singa dewasa.

“jadi aku bukan kambing? Aku adalah seekor singa!”

“Ya kamu adalah seekor singa, raja hutan yang berwibawa dan ditakuti oleh seluruh seisi hutan! Ayo aku ajari bagaimana menjadi seekor raja hutan!” Kata sang singa dewasa.

Singa dewasa lalu mengangkat kepalanya dengan penuh wibawa dan mengaum dengan keras. Anak singa itu lalu menirukan, dan mengaum dengan keras. Ya mengaum, menggetarkan seantero hutan. Tak jauh dari situ serigala ganas itu lari semakin kencang, ia ketakutan mendengar auman anak singa itu.

Anak singa itu kembali berteriak penuh kemenangan,

“Aku adalah seekor singa! Raja hutan yang gagah perkasa!”

Singa dewasa tersenyum bahagia mendengarnya.


Makna Dari sebuah Cerita diatas......!

Jangan jangan kondisi kita, dan sebagian besar orang di sekeliling kita mirip dengan anak singa di atas. Sekian lama hidup tanpa mengetahui jati diri dan potensi terbaik yang dimilikinya.

Betapa banyak manusia yang menjalani hidup apa adanya, biasa-biasa saja, yah ala kadarnya. Hidup dalam keadaan terbelenggu oleh siapa dirinya sebenarnya. Hidup dalam tawanan rasa malas, langkah yang penuh keraguan dan kegamangan. Hidup tanpa semangat hidup yang seharusnya. Hidup tanpa kekuatan nyawa terbaik yang dimilikinya.

Saya amati orang-orang di sekitar saya. Di antara mereka ada yang telah menemukan jati dirinya. Hidup dinamis dan prestatif. Sangat faham untuk apa ia hidup dan kreatif bagaimana ia harus hidup. Hari demi hari ia lalui dengan penuh semangat dan optimis. Detik demi detik yang dilaluinya adalah kumpulan prestasi dan rasa bahagia. Semakin besar rintangan menghadap semakin besar pula semangatnya untuk menaklukkannya.

Namun tidak sedikit yang hidup apa adanya. Mereka hidup apa adanya karena tidak memiliki arah yang jelas. Tidak faham untuk apa dia hidup, dan bagaimana ia harus hidup.

Saya sering mendengar orang-orang yang ketika ditanya, ”Bagaimana Anda menjalani hidup Anda?” atau ”Apa prinsip hidup Anda?”, mereka menjawab dengan jawaban yang filosofis, ”Saya menjalani hidup ini mengalir bagaikan air. Santai saja.”

Tapi sayangnya mereka tidak benar-benar tahu filosofi ’mengalir bagaikan air’. Mereka memahami hidup mengalir bagaikan air itu ya hidup santai. Sebenarnya jawaban itu mencerminkan bahwa mereka tidak tahu bagaimana mengisi hidup ini. Bagaimana cara hidup yang berkualitas. Sebab mereka tidak tahu siapa sebenarnya diri mereka?

Potensi terbaik apa yang telah dikaruniakan oleh Tuhan kepada mereka. Bisa jadi mereka sebenarnya adalah ’seekor singa’ tapi tidak tahu kalau dirinya ’seekor singa . Mereka menganggap dirinya adalah ’seekor kambing sebab selama ini hidup dalam kawanan kambing.

Banyak orang-orang disekitar kita dulu hidup memprihatikan ternyata sampai sekarang tidak berubah. Kenapa tidak berubah? Jawabannya karena mereka tidak mau berubah. Kenapa tidak mau berubah? Jawabnya karena mereka tidak tau bahwa mereka harus berubah. bahkan kalau mereka tahu harus berubah mereka tidak tahu bagaimana caranya berubah. sebab mereka terbiasa hidup pasrah, hidup tanpa rasa berdaya dalam keluh kesah. dan cara hidup seperti itu yang terus diwariskan turun temurun.

Tak terhitung berapa jumlah anak negeri ini yang bermental seperti kambing. meskipun sebenarnya mereka adalah singa yang berwibawa dan prestatif. banyak yang minder dengan bangsa lain seperti mindernya anak singa bermental kambing pada serigala. padahal bangsa ini adalah bangsa besar! ummat ini adalah ummat yang besar!

bangsa ini sebenarnya adalah ibarat singa dewasa yang sebenarnya memiliki kekuatan dahsyat dan bukan bangsa sekawanan kambing. banyak yang tidak menyadari apa makna hidup yang sebenarnya. Justru banyak yang bermental kambing dan berprilaku layaknya kambing. bukan layaknya singa! lebih memprihatinkan lagi, ada yang sudah menyadari dirinya sesungguhnya singa tapi tetap memilih untuk tetap menjadi kambing. karena telah terbiasa menjadi kambing maka ia malu menjadi singa! malu untuk maju dan berprestasi!

Marilah kita sama-sama hayati diri kita sebagai seekor singa. Allah telah memberi predikat kepada kita sebagai ummat terbaik di muka bumi ini. marilah kita bermental menjadi ummat terbaik, jangan bermental ummat terbelakang. Allah berfirman dalam QS. Ali Imran:110 “Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dilahirkan untuk manusia, karena kalian menyuruh berbuat yang makruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.!”

Jadi yang manakah diri kita sebenarnya...?

Temukan Jati Diri kita, agar kita menjadi orang-orang yang beruntung dan tentunya menjadi orang-orang yang selalu berprestasi dan berwibawa.

Seperti Anak singa tapi bermental kambing kah..?
Atau Seperti Singa Dewasa yang gagah nan berani,  Berwibawa dan pantang menyerah..?

Jawabannya ada dalam benak diri kita sendiri..hanya diri kita sendiri yang tahu, seperti apakah kita dalam menjalani hidup ini...!
 


Bagaimana pendapat anda...?

Maaf Jika ada perkataan yang kurang berkenan....!
Terima Kasiih...!

Sabtu, 04 Agustus 2012

BERFIKIR POSITIF ITU PENTING...!




Berbicara pada diri sendiri, sesungguhnya memiliki pengaruh besar terhadap tindakan-tindakan kita.
Fikiran yang negatif harus dilawan dengan fikiran yang bersifat positif agar kita dapat berkembang menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Bagaimana cara membiasakan diri dengan hal-hal yang positif...?
Berikut Tips’nya.....!!!

11.     Hadapi rasa takutmu
Solusinya adalah hadapilah rasa takutmu. Seringkali sesuatu yang Anda anggap buruk sebenarnya tidak seburuk yang Anda bayangkan. Orangorang yang sukses adalah orang yang bisa keluar dari zona nyaman mereka dan berani melakukan sesuatu yang lebih besar lagi. Jangan takut, setiap tantangan adalah kesempatan.

22.     Hidup di masa kini
Terlalu larut dalam kesedihan dan penyesalan atau terlalu sering berkhayal membuat kita tidak produktif. Mulailah berkata pada diri sendiri, "apa yang harus kulakukan untuk memperbaiki kesalahanku?" agar Anda tidak selalu fokus terhadap kesalahanmu. Dan katakan juga, "apa yang bisa kulakukan untuk mencapai cita-citaku?" agar Anda tidak terlalu sering berkhayal. Berkonsentrasilah pada apa yang bisa Anda lakukan pada saat ini untuk masa depan yang lebih baik.



33.     Jauhi pengaruh negatif dari luar
Pengaruh negatif yang ditanamkan dari orang luar seringkali mempengaruhi tindakan kita juga. Ketika banyak orang berkata Anda tidak akan bisa, maka Anda akan cenderung untuk menganggap Anda memang tidak mampu. Jangan pernah mendengarkan anggapan negatif ketika Anda sudah yakin terhadap apa yang Anda lakukan. Anda lebih mengerti dirimu sendiri dibandingkan mereka.

44.     Jangan batasi dirimu
"Aku tidak akan bisa mengatasinya!" atau "Itu tidak mungkin!" adalah salah satu self-talk yang membatasi kemampuan dirimu. Gantilah pernyataan-pernyataan itu dengan pertanyaan. "Bagaimana cara mengerjakan itu?", "Bagaimana itu bisa terjadi?". Bangunlah rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Walt Disney pernah berkata "saat Anda ingin tahu, Anda akan menemukan banyak hal menarik yang harus dilakukan".


55.     Berlatih untuk menyangkal pikiran negatif
Apa yang kita pikirkan saat menghadapi sesuatu adalah pilihan kita sendiri. Apakah Anda menganggap suatu masalah sebagai halangan/tantangan? Apakah Anda merasa tersinggung terhadap kata-kata temanmu atau menganggapnya hanya suatu lelucon? Apakah Anda memilih untuk marah atau bersikap tenang saat menghadapi orang yang menyebalkan?

Ya, sebenarnya semua itu adalah pilihan kita. Selalu berpikiran negatif hanya akan membuat kita merasa stres dan gelisah. Sangkal-lah pikiran-pikiran seperti itu dan fokuslah pada tujuan kita. Nah, apa saja keuntungannya bila kita membiasakan self talk positif? Self talk yang positif bisa membantumu untuk: Menurunkan tingkat stres Lebih tenang dalam membuat keputusan.

Lebih produktif Lebih sehat secara fisik dan mental Tidak mudah terpengaruh orang lain Mampu survive di saat-saat sulit Membiasakan self talk yang positif tidak akan terjadi hanya dalam satu hari, butuh latihan untuk membiasakan diri kita. Bila Anda sudah bisa melakukannya, artinya Anda sudah memiliki modal yang cukup besar untuk menjadi orang sukses.

v Menurunkan tingkat stress
v Lebih tenang dalam membuat keputusan
v Lebih produktif
v Lebih sehat secara fisik dan mental
v Tidak mudah terpengaruh orang lain
v Mampu survive di saat-saat sulit

KESIMPULAN :
Membiasakan Berfikir positif tidak akan terjadi hanya dalam satu hari, butuh latihan untuk membiasakan diri kita. Namun apabila kamu mampu melakukannya, kamu sudah memiliki modal yang cukup besar untuk menjadi orang sukses.
Have a nice day........!!!

Sabtu, 21 Juli 2012

IKAN SALMON


Salmon adalah sejenis ikan laut dari famili Salmonidae. Ikan lain yang satu famili dengan salmon adalah ikan trout. Perbedaan ke dua ikan tersebut adalah pada migrasi hidup salmon dibandingkan dengan ikan trout yang menetap. Salmon hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik.

Secara umum, salmon adalah spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi untuk berkembang biak. Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke lautan, lalu kembali ke air tawar untuk bereproduksi. Terdapat suatu kepercayaan bahwa salmon selalu kembali ke tempat yang sama di mana ia dilahirkan untuk berkembang biak. Penelitian menunjukkan demikian, namun alasan mengapa hal itu terjadi dan bagaimana salmon dapat menyimpan memori tersebut masih misteri.


Salmon kembali ke perairan air tawar yang deras untuk berkembang biak. Metode navigasi yang dilakukannya kemungkinan dilakukan dengan indra penciuman ikan tersebut. Setengah dari salmon dewasa akan mati dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah berkembang biak.
 
Untuk menaruh telur, salmon betina mengepakkan ekornya untuk menciptakan wilayah bertekanan rendah untuk mengangkat kerikil agar tersapu arus, menciptakan celah baginya untuk menaruh telur. Satu celah dapat menampung 5000 telur, menutupi area sekitar 2,8 m2. Warna telur bervariasi dari oranye hingga merah. Satu atau lebih salmon jantan akan mendekati betina dan mengeluarkan spermanya ke air untuk membuahi telur. Salmon betina lalu menutupi telur-telurnya dengan menyapu kerikil lalu pergi bertelur di tempat lain. Salmon betina dapat melakukannya sebanyak tujuh kali sebelum telur dalam ovariumnya habis. Salmon akan mati dalam hitungan hari setelah bertelur.


Telur harus diletakkan di bawah kerikil di sekitar air yang dingin dengan arus yang baik sebagai suplai oksigen. Kematian yang tinggi umum terjadi pada tahap ini, yang sebagian besar terjadi akibat predasi dan perubahan kondisi perairan akibat ulah manusia.
 Salmon muda menetap di perairan air tawar tempat mereka dilahirkan, selama tiga tahun sebelum bermigrasi ke lautan. Pada masa tersebut, mereka berwarna keperakan. Diperkirakan hanya 10% dari jumlah telur yang selamat mencapai tahap ini.


Salmon menghabiskan waktu selama satu hingga lima tahun sebelum mencapai usia kematangan seksual. Salmon dewasa akan kembali ke tempat di mana dia dilahirkan untuk berkembang biak. Untuk menuju ke proses tersebut, beberapa jenis salmon mengembangkan taring. Warna mereka akan menjadi gelap. Jarak perjalanan yang dilakukan salmon sangat menakjubkan, mereka dapat mengarungi arus sungai sejauh 1.400 km dan mendaki setinggi 2.100 km dari lautan menuju tempat di mana mereka dilahirkan.

Selama berada di air tawar dan muara, salmon muda memakan serangga, amphipoda, dan crustacea lainnya. Ketika sudah besar, mereka akan memakan ikan kecil. Sampai salmon muda beranjak dewasa, mereka akan memulai petualangan ke lautan lepas.

Senin, 16 Juli 2012

Gelar untuk Petugas Meteran

 ARTIKEL KELOMPOK 2
Gelar untuk Pembaca Meteran

Judy Anderson ditugaskan sebagai perekrut untuk South Illionis  Electric Company (SIE), pemasok kecil gas alam dan listrik kota cairo, Illionis, dan wilayah sekitarnya. Perusahaan tersebut telah tumbuh dengan cepat dan pertumbuhan tersebut diperkirakan akan berlanjut. Pada bulan Januari 2006, SIE membeli sistem utilitas yang melayani wilayah tetangga Mitchell Country, Ekspansi ini membuat Judy khawatir. Angkatan kerja perusahaan telah menigkat 30% tahun sebelumnya, dan Judy telah berupaya keras merekrut para pelamar kerja yang memnuhi syarat dalam jumlah memadai. Ia tahu bahwa ekspansi baru tersebut memperparah masalah.
Judy terutama mengkawatirkan para pembaca meteran. Tugas yang perlukan dalam pembacaan meteran relatif sederhana. Si petugas pergi kerumah-rumah yang dilayani oleh perusahaan tersebut, mencari meteran gas atau listrik, dan mencatat angka yang terbaca saat itu. Jika terjadi kecurangan pada meteran itu, hal tersebut dilaporkan. Selain dari itu, tidak ada pengambilan keputusan atas konsekuensi apa pun yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut. Si pembaca tidak melakukan perhitungan. Bayarannya sebesar $8.00 perjam, tergolong tinggi untuk pekerjaan tanpa keterampilan diwilayah tersebut. Lepas dari itu, Judy mengalami kesulitan besar dalam memastikan tersisanya 37 posisi pembaca meteran tersebut.
Judy sedang berfikir tentang cara menarik lebih banyak pelamar kerja ketika ia menerima telepon dari direktur sumber daya manusia, Sam McCord. “Judy” kata Tom, “Saya tidak senang dengan spesifikasi pekerjaan yang hanya mempersyaratkan pendidikan Pendidikan SMA untuk pembaca meteran. Dalam merancang masa depan, kita membutuhkan orang-orang dengan pendidikan lebih baik di perusahaan ini. Saya telah memutuskan untuk mengubah persyaratan pendidikan untuk pembaca meteran dari ijasah SMA menjadi Perguruan Tinggi”.
“Tapi, Mr. McCord” protes Judy, “perusahaan tumbuh dengan cepat. Jika kita ingin orang yang cukup untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan tersebut kita tidak bisa memaksakan para lulusan Perguruan Tinggi menerima bayaran untuk tugas dasar tersebut. Saya tidak melihat bisa memenuhi kebutuhan masa depan kita untuk pekerjaan tersebut dengan kualifikasi pekerjaan yang tidak realistis tersebut”.
Sam memutus pembicaraan secara tiba-tiba dengan berkata, “Tidak, saya tidak sepakat. Kita perlu meng-upgrade semua orang dalam organisasi kita. Ini hanyalah sebagian dari upaya umum untuk menjalankan hal tersebut. Bagaimanapun juga, saya telah membicarakan hal ini dengan presiden sebelum memutuskan untuk menjalankannya”.
1.  Haruskah ada persyaratan pendidikan minimum pekerjaan pembaca meteran...?
2.  Apa pendapat Anda mengenai usaha Sam untuk meng-upgrade orang-orang dalam organisasi tersebut...?
3.  Konsekuensi hukum apakah, jika ada, yang harus dipertimbangkan oleh Sam...?
4.  Bagaimana rekomendasi saudara tentang “status karyawan” untuk [ekerjaan ini...?
5.  BERIKAN Kajian saudara dengan melihat kajian peraturan outsourccing di indonesia, dengan Peraturan MK terbaru...?






Gelar untuk Pembaca Meteran
1.  Haruskah ada persyaratan pendidikan minimum pekerjaan pembaca meteran...?

2.  Apa pendapat Anda mengenai usaha Sam untuk meng-upgrade orang-orang dalam organisasi tersebut...?
Sam berkata, Kita perlu meng-upgrade semua orang dalam organisasi kita.


3.  Konsekuensi hukum apakah, jika ada, yang harus dipertimbangkan oleh Sam...?



4.  Bagaimana rekomendasi saudara tentang “status karyawan” untuk pekerjaan ini...?
Kepmen 220/2004 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain


5.  BERIKAN Kajian saudara dengan melihat kajian peraturan outsourcing di indonesia, dengan Peraturan MK terbaru...?

Outsourcing adalah praktek dalam dunia bisnis yang muncul sejak akhir 80an dan menjadi strategi utama bisnis dalam iklim kompetisi yang semakin ketat. Didefinisikan sebagai sebuah proses mengalihdayakan atau memindahkan kegiatan usaha ke pihak ketiga, tujuan utama dan terutama melakukan outsourcing adalah untuk menghemat biaya produksi. Salah satu cara untuk menghemat biaya produksi adalah melalui efisiensi tenaga kerja. Diterjemahkan ke dalam ranah kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia sebagai bagian dari kebijakan Labour Market Flexibility atau Pasar Kerja Fleksibel yang berintikan keleluasaan merekrut dan memecat buruh sesuai dengan situasi usaha untuk menghindarkan kerugian, hubungan kerja kontrak dan outsourcing dilegalkan melalui UU 13/2003 dan keputusan/peraturan menteri.

Praktek PKWT dan outsourcing merupakan wujud dari kebijakan Pasar Kerja Fleksibel yang dimintakan kepada pemerintah Indonesia oleh IMF (international Monetary Fund) , World Bank dan ILO (International Labour Organisation) sebagai syarat pemberian bantuan untuk menangani krisis ekonomi 1997. Kebijakan Pasar Kerja Fleksibel merupakan salah satu konsep kunci dari kebijakan perbaikan iklim investasi yang juga disyaratkan oleh IMF dan dicantumkan dalam Letter of Intent atau nota kesepakatan ke-21 antara Indonesia dan IMF butir 37 dan 42. Kesepakatan dengan IMF tersebut menjadi acuan dasar bagi penyusunan rangkaian kebijakan dan peraturan perbaikan iklim investasi dan fleksibilitas tenagakerja.
Peraturan dan kebijakan tersebut adalah:
1.      UU 13/2003 pasal 59 mengenai PKWT dan pasal 64-66 mengenai outsourcing
2.      Kepmen 101/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan PKWT
3.      Kepmen 101/2004 tentang Tata cara perijinan Perusahaan Penyedia Jasa Buruh
4.      Kepmen 220/2004 tentang Syarat-SyaratPenyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain
5.      Dokumen RPJMN 2004-2009 Bab 23 tentang Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan yang ditujukan untuk menciptakan lapangan kerja formal dan meningkatkan prduktivitas pekerja dengan cara memperbaiki aturan main ketenagakerjaan berkaitan dengan rekrutmen, outsourcing, pengupahan, PHK dan perlindungan terhadap buruh yang berlebihan
6.      Inpres no 3/2006 tentang paket kebijakan Perbaikan Iklim Investasi paket ke-4 mengenai Ketenagakerjaan dalam kebijakan Menciptakan Iklim Hubungan Industrial yang Mendukung Perluasan Lapangan Kerja
7.      Permen 22/2009 tentang Penyelenggaraan Permagangan di Dalam Negeri
8.      Inpres no.1/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional prioritas ke -7 program Sinkronisasi Kebijakan Ketenagakerjaan dan Iklim Usaha .


IMPLIKASI DARI KEBIJAKAN DAN PRAKTEK PASAR KERJA FLEKSIBEL:

1.    Bagi buruh          :
kesempatan bekerja pendek dan terbatas, tak ada kompensasi pada akhir hubungan kerja, kesejahteraan menurun, upah tidak pernah naik, tidak dapat berserikat.

2.    Bagi serikat buruh:
kehilangan anggota, minat terhadap serikat buruh berkurang, posisi tawar semakin lemah, tidak berdaya mengatasi outsourcing, pelanggaran hak berserikat secara langsung maupun tidak langsung.

3.    Bagi pengusaha:
urusan ketenagakerjaan semakin praktis, biaya tenaga kerja jauh berkurang hingga 20%, biaya tinggi dalam jangka pendek tetapi rendah dalam jangka panjang: membayar management fee dan pesangon dalam rangka pengalihan hubungan kerja tetap menjadi kontrak tetapi tidak perlu memberikan kompensasi dan pensiun ketika hubungan kerja berakhir, mengurangi resiko kerugian karena fluktuasi bisnis

4.    Bagi pemerintah:
terjadi pelanggaran massal terhadap peraturan dan UU mengenai outsourcing dan kebebasan berserikat; penurunan wibawa, kompetensi dan profesionalisme aparat disnaker, perluasan kesempatan kerja di sektor formal sulit tercapai, usaha pengurangan kemiskinan terancam

5.    Bagi pasar tenaga kerja: mengalami hambatan dari sisi pasokan tenaga kerja karena karena calon tenaga kerja harus membayar untuk bisa mendapatkan pekerjaan; perluasan kesempatan kerja di sektor formal semakin sempit karena preferensi terhadap kelompok usia tertentu; gejala informalisasi meluas karena kesempatan kerja di sektor formal yang semakin pendek dan terbatas.